Tempayan penghibur cucu

 


Tempayan penghibur cucu

Hari Minggu yang cerah, suasana libur sekolah di manfaatkan oleh anak-anak untuk bermain dengan teman sebaya di lingkungan rumah masing.

Kebetulan saat ini bulan puasa Ramadhan, umat muslim sedang menjalankan ibadah puasa, baik laki-laki maupun perempuan, remaja, dan dewasa, bahkan yang sudah berusia lanjutpun kadang-kadang masih berusaha untuk menjalankannya.

Untuk anak-anak yang masih kecil biasanya juga  berlatih dan belajar berpuasa, dengan cara berpuasa setengah hari, yang umumnya disebut dengan puasa bedug.

“Panas yaa?’ Tanya Mbah dok ke Aliya, cucu perempuannya yang masih kelas 3  Sekolah Dasar.

 Mbah dok, merupakan panggilan akrab kepada seorang perempuan paruh baya, Mbah artinya ( Nenek) dok merupakan penggalan kata dari wedok artinya perempuan , menurut bahasa Jawa.

“ Iya mbah” jawab Aliya

“ Aliya mau puasa bedug?” Tanya mbah Dok

“Iya mbah , masih lama ya bedugnya” sang cucu bertanya dengan merengek.

“ Bentar lagi, tunggu ya , mbah siapkan makanan untuk berbuka puasa bedug” jawab mbah dok sambil melangkah menuju meja makan.

Sambil menunggu bedug, Aliya hanya diam saja menahan haus, karena selesai bermain petak umpet dengan teman-temannya.

“Dug-dug-dug” suara bedug menjelang sholat dzuhur telah terdengar

“Mbah, sudah bedug, boleh makan ya…” Tanya Aliya dengan wajah berbinar.

“ Iya, sudah bedug, ayo , makanlah dengan pelan ya” kata mbah dok.

“ Bismiillaahirrohmaanirrohiim, Allohumma Baariklanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaabannaar” Aliya membaca do’a.

“ Alloohumma laka sumtu wa bika aamantu wa ‘alaa rizkika afthortu birohmatika yaa arhamarroohimiin”, ia melanjutkan dengan membaca do’a berbuka puasa

Selesai makan, minum dan menggosok gigi, mbah dok meminta Aliya membaca niat puasa lagi. Mereka Sholat Dhuhur kemudian beristirahat siang.

Setelah bangun tidur, Aliya menoleh ke mbah dok yang sedang mengisi tempayan, gentong besar yang terbuat dari tanah liat , fungsinya untuk menyimpan persediaan air di dapur.

“ Mbah dok…..panas ya…” ucapnya.

“Iya, Aliya kepanasan ya” mbah Dok bertanya.

“ Iya mbah dok, panas betul mbah…” jawab Aliya.

“ Coba ambil tikar pandan kecil yang tergulung itu” pinta mbah dok.

“Ini mbah dok ” kata Aliya sambil menyerahkan tikar .

“ Ini sudah mbah dok bentang tikarnya” kata mbah dok sambil membentang tikar di dekat tempayan.

“ Kok di taruh disini tikarnya mbah” Tanya Aliya.

“ Iya , ini ada tempayan yang berisi air, di sekelilingnya menjadi agak sejuk, Aliya baring di tikar sini saja ya , dekat tempayan, biar berkurang rasa panasnya” mbah Dok menjelaskan.

“ Oh, iya mbah , agak dingin, tapi mbah dok temani ya, “ pinta Aliya.

“ Iya,” jawab mbah Dok tersenyum sambil ikut menikmati sejuknya duduk di pinggir tempayan.

 

Nuratikoh

https://biasbelajarmenulis.blogspot.com/


2 komentar:

  1. Jos gandos. Langsung muncul judul

    BalasHapus
  2. Iya, sesuai pesanan, minta di buatkan karya berdasarkan gambar,
    Semoga menginspirasi...

    BalasHapus

Kata Sambutan Ketua Panitia Diklat PGRI Kecamatan Talisayan

  Assalamu'alaikum wr wb Yth. Bapak Ketua PGRI Kabupaten Berau, beserta rombongan Bapak Ketua PGRI Kecamatan Talisayan Bapak C...