Mengatasi Writer’s Block

 

Mengatasi Writer’s Block

Sebuah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler : writer's block.

Malam ini materi yang disajikan tak kalah pentingnya dengan materi-materi sebelumnya. Karena malam ini kita akan mempelajari materi Mengatasi Writer's Block. Sebuah materi yang merupakan modal dalam membuat tulisan berkualitas.

Perempuan cerdas bernama Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr. salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.

Mengawali karir sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan.

Untuk lebih jelasnya, Profil lengkapnya bisa dilihat di blog https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html.Blog lain yang diperuntukkan khusus untuk konten pendidikan, yaitu Jendela IPA,https://jendelaipa.edublogs.org.Juga menulis di Kompasiana : https://www.kompasiana.com/ditta13718.Channel Youtube  https://youtu.be/UkRDLmA4dUY.Instagram :https://www.instagram.com/dittawidyautami

Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:

1. Pembukaan

2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)

3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)

4. Penutup (21.00-selesai) , Bagi yang ingin bertanya silahkan menghubungi nomor 085319209113.

Di awali dengan Do’a bersama, dilanjutkan dengan simulasi dengan aturan main :

1. dibagikan sebuah foto.

2. Silakan membuat tulisan (boleh cerpen, puisi, dll). Minimal 3 paragraf/bait.

3. Waktu yang diberikan adalah 15 menit.

4. Selama tantangan, grup akan dibuka. Jadi, bagi yang sudah menyelesaikan tantangan, silakan langsung kirim di grup.

5. Grup akan dikunci jika waktu tantangan telah habis, kemudian dilanjut materi.


Beberapa peserta merasakan menulis berpacu dengan adrenalin, ada yang berupa pusisi, pantun, narasi dan cerpen

“Apakah ada yang sempat merasa tak punya ide menulis? Sudah menulis tapi kemudian kehilangan kata-kata?” Demikian pertanyaan dari pemateri.

“Kalau iya, bisa jadi kita sedang terserang writer's block loh. Alias kebuntuan menulis. “lanjutnya.



Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB.

Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun profesional. Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.


Jawabannya tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut.

Dengan kata lain, WB bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun.

Pertanyaannya, mau sampai kapan kita biarkan WB ini berlangsung?

Agar bisa mengatasi writer's block, langkah penting yang harus kita lakukan adalah mengetahui penyebabnya.

Dengan mengetahui penyebab, kita bisa lebih fokus mencari solusinya.

Lalu, apa saja penyebab writer's block?

Mencoba metode/topik baru dalam menulis bisa jadi salah satu penyebab WB.

Misal seperti tantangan kita di awal. Bagi penikmat seni wayang atau sejarah, mungkin tidak menemui kesulitan berarti saat harus menulis tentang wayang.

Tapi, bagaimana dengan orang-orang yang tak pernah melihat pertunjukan wayang? Tidak tahu tentang tokoh-tokoh dalam wayang?

Pasti akan merasa "kekurangan inspirasi" dalam menulis dengan tema wayang.

WB telah menyerang. Tapi, jika kemudian kita teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita hancurkan.

Atau seperti yang ditunjukkan dengan berkreasi membuat tulisan. Sing penting ada wayangnya!

Itu membuktikan Anda sudah mampu menghancurkan tembok penghalang yang menghalangi Anda untuk menulis.

Tak hanya topik baru, metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB.

Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda.

Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya.

Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.

Stress, Lelah Fisik/Mental juga bisa menjadi penyebab kita terserang WB.

Terlalu memaksakan diri dalam banyak pekerjaan hingga membuat tubuh lelah bisa membuat kita burn out.

Hanya sedikit yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik.

Pada kondisi ini, istirahat sejenak tentu menjadi pilihan terbaik.

Otak dan tubuh kita bukan mesin, toh? Last but not least ...

Terlalu perfeksionis pun bisa menjadi penyebab kita sering terkena WB.

Maka ketika penat, beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru.

Ada pepatah yang mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis itu bisa mematikan kreativitas.

Saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? dsb.

Ketika seseorang pernah sangat populer dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan ribuan. Menerbitkan buku hingga best seller.

Nah, yang seperti ini pun bisa jadi terjebak dalam lingkup perfeksionis.

Tulisan sebelumnya booming, yang sekarang tentu harus booming juga. Harus laku juga. Harus banyak yang baca juga.

Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat WB nempel lebih lama pada kita.

Jika ini terjadi, maka ...

Ingatlah kembali alasan awal kita menulis. Tujuan kita menulis. Masa-masa saat kita merintis menjadi seorang penulis.

Kalimat penutup dari Pemateri :


Kemudian peserta di minta berkenan mengisi refleksi ini:




https://forms.gle/a8G9xpfkLqsGPqJT7

KESIMPULAN:

Writer's block adalah kendala umum bagi para penulis, namun ketika komitmen dalam menulis sangat matang, maka kita akan dapat menulis dengan mengalir . Selain itu, me refresh pikiran dengan melakukan aktivitas yang kita sukai, bisa membangkitkan selera menulis dan menepis gejala WB

Menggunakan golden times adalah langkah mudah dalam menulis, karena dengan begitu ide menulis akan muncul berserak.

Nuratikoh

Berau – Kaltim

https://biasbelajarmenulis.blogspot.com/

8 komentar:

  1. Selalu mantul tulisan bu Nuratikoh ini. Perlu referensi bisa langsung ke sini. Lengkap. Semangat terus, Ibu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih,
      Kata motivasi yang membuat diri ini semakin bersemangat untuk berbagi dan saling menginspirasi

      Hapus
  2. Wah lengkap. Terima kasih telah berkenan membuat resumenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih juga bu,
      Pemateri yang baik hati, masih menyempatkan diri untuk meninggalkan jejak pena , untuk menyampaikan kalimat yang penuh manfaat

      Hapus
  3. Lengkap dan tertata, enak bacanya bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih,
      telah memberi kata motivasi yang penuh makna, semoga tetap konsisten dan rajin berbagi...

      Hapus
  4. Terimakasih,
    Motivasi yang singkat, namun membuat semakin semangat...

    BalasHapus

Kata Sambutan Ketua Panitia Diklat PGRI Kecamatan Talisayan

  Assalamu'alaikum wr wb Yth. Bapak Ketua PGRI Kabupaten Berau, beserta rombongan Bapak Ketua PGRI Kecamatan Talisayan Bapak C...